Kecewa

Ketika hal kecil, menjadi besar
Ketika dekat, jadi terasa jauh
Ketika waktu, jadi melambat laun
Oh, itulah jatuh cinta. Membuai jiwa.

Namun, apa arti mencinta
Bila sepanjang jarak pun mencerca?
Bila rasa setia pun tiada,
Bila serupa hati pun tak disana?

Ketika ku mendengar, katamu itu.
"Aku tak bisa, menunggu kamu"
"Aku tak bisa, bersamamu"
"Aku tak tahan, melawan jarak jauh!"
Aku tak kunjung mengerti, apa artimu, apa maksudmu.

Panggilan, panggilan untuk nomor penerbangan...
Berulang menembus telingaku, mengganggu pisahan
Suara pengumuman, tak dengar keluhan
Diamlah, hei wanita, kutahu aku harus berjalan!
Melepas genggam tangan, lalu lepaslah hangat pelukan

Kini, waktu telah tiada sisaan
Kini, tiada lagi helai harapan
Kini, yang ada hanya kenangan
Karena kami kalah, kalah oleh jarak lautan

Sayangku, mengapa engkau lekas lelah?
Mengapa hatimu besar, namun rela mengalah?
Mengapa pula, engaku gentar akan jarak memisah?
Kuatkan hatimu, kuatkan! Teguhkan, engkau tiada lemah!

Aku sebutir pasir...engkau segenggam
Aku hilang terhempas, engkau tetap bertahan
Bagimu, tak apalah kehilangan.
Bagiku, bagai ditampar badai, ombak lautan.

Sayang...Mengapa hatimu, nan hilang?
Tiada lagi di sana, telah bertualang
Mencari yang baru, berlalu lalang
Karena jarak...oh, hanya karna jarak melintang, membentang!

Kini terjawablah, untaian puisiku.
Soneta ku, yang tertulis untukmu.
Hanya untukmu...namun kau berlalu.
Kau masa lalu, hanya kenangan kalbu.

Entah benci, entah sayangmu
Sudah habis, tak kunjung paham rasaku.
Betapa tidak? Hatiku telah merindu!
Tak kunjung berbalas, amat kecewa jiwaku.
Karena engkau, takkan merengkuh, mengingin diriku.

Comments

Popular Posts