Hanya Kita Berdua

Tak pernah terbayang, tak sekali kuimpi.
Ya, bertemu denganmu, saling mengenali.
Menatap matamu, sejenaklah sepi.
Lalu rasanya kuingat, siapa kau ini?
Entahlah. Mengapa seperti terkenang lagi?

Lekuk senyum, mata segaris. Tawanya lepas, ceria.
Manis melukis, menghias raut wajahnya. Seperti hatinya.
Ah, apa dikata? Telah kutemu, dirinya. Hanya dia.
Tercuri hati, ya, mungkin takdirku, mungkin takdirnya.

Sekarang aku bersyukur. Karena telah kubuka, pintu itu.
Jalan keluar dari segenap kesendirian, dari beribu cerita sendu.
Kau senyumku, kau hatiku. Kau penuhi jiwaku, kau biji mataku.
Namun sedih, tak bisalah sering bertemu. Haruslah sejenak menunggu.
Cukup sudah kuberuntung, telah direstu mengenalmu.

Walau terpaut seratus mil, tak apa.
Walau tiap sewindu, tidak apa.
Hatiku pun tetap disini, menunggu setia.
Bila sewaktu, datanglah pulang untuk menyapa.
Tersenyum sejenak untukku, ya...hanya kita berdua.

Comments

Popular Posts