Sebuah Keraguan

Jarang bertemu, jarang memandang.
Tak sempatlah, dirinya berkunjung datang
Tersenyum menyapa, langsung berpulang
Tak banyak, waktu pun lenyap terhilang

Pangeranku... seorang asa
Begitu sederhana
Yang menahanku juga
Kala kuingin pergi darinya

Kau tahu, aku takut... getir selalu
Kala kau tak mampu datangi aku
Kala waktu tak berpihak padamu
Kala waktu berkhianat padaku
Apa yang harus kulaku... agar tidak pilu?

Cinta memang bodoh, ya?
Terlalu banyak berharap sia.
Tak peduli ditusuk, atau disiksa
Tak peduli hati bila jadi pelariannya
Tangan sebelah bertepuk, tak apa.
Tak berbalas rasa pun... tidak apa
Selama bisa bercakap, sudah cukuplah juga

Barulah sekali, dua kali bertemu.
Baru sebulan, belum setahun denganmu.
Terpaut jarak, seratus mil, tiga jam lalu.
Tapi hati ini... terlalu sering, sabar merindu
Kala kau sedih, mengapa sedihlah pula aku?
Tuhan, mungkinkah, ia memang bagian diriku?
Aku hanya ingin tahu, bila memanglah ia separuh aku...

...

Bapa, aku ingin melihatnya
Sekali saja, esok malam purnama.
Sudah cukuplah...tidak apa.

Comments

Popular Posts